TRADISI
GREBEG BESAR DI DEMAK
Demak merupakan kerajaan islam pertama
di pulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Selain itu demak juga merupakan
wilayah pertama penyebaran agama islam dipulau jawa oleh wali songo bukti peninggalan
sejarahnya yaitu Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga di daerah
Kadilangu.
Demak memiliki tradisi yang masih
melekat hingga sekarang yaitu tradisi grebeg besar atau sering disebut besaran.
Grebeg besar merupakan acara budaya tradisional menjadi ciri khas demak dan
menjadi kebanggaan demak. Biasanya grebeg besar dilaksanakan pada bulan
dulhijah didaerah tembiring. Grebeg besar juga diramaikan dengan adanya
kios-kios kecil yang dibangun disepanjang kota demak yang bersifat sementara. Mereka
biasanya menjual makanan, mainan anak-anak, sepatu, sendal, pakaian, vas bunga,
dan masih banyak lagi.
Didalam arena grebeg besar biasanya
terdapat wahana-wahana seperti tong setan, kora-kora, bianglala, stand binatang
seperti ular, buaya, dan binatang sejenis burung dan masih banyak lagi. Biasanya
untuk dapat menikmati wahana tersebut harus membeli tiket seharga Rp 7.000 /
orang. Pada hari H yaitu pada hari idul adha akan diadakan arak-arakan atau
sering disebut prajurit 40-an, dimana arak-arakan tersebut dimulai dari pendopo
kabupaten demak hingga makam sunan kalijaga unutk mencuci atau membersihkan
keris peninggalan yang ada dikota demak. Pada proses tersebut biasanya warga
demak akan berramai-ramai datang untuk melihat acara tersebut dan biasanya
didemak sangat macet seperti lautan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar